Peta Situs | Komunitas Tzu Chi | Links  
| Tentang Kami | Berita Tzu Chi | Misi & Visi |Cara Berpartisipasi | Jadwal Kegiatan | Inspirasi | Kantor Penghubung |Kata Perenungan |


Tzu Ching Corner

CINTA DAN PENGHARGAAN

 


Setiap akhir bulan Desember, diselenggarakan Hari Tzu Ching Internasional dan latihan kepemimpinan di Hualien, Taiwan. Tahun lalu, dari tanggal 24 Desember 2004 – 1 Januari 2005, untuk pertama kalinya kami, 11 orang perwakilan Tzu Ching Indonesia, didampingi seorang pembina, mengikuti kegiatan tersebut.

Hari Tzu Ching Internasional

Peserta Tzu Ching Internasional kali ini berkesempatan tinggal bersama Master Cheng Yen di komplek Griya Perenungan. Pada tanggal 25 Desember pagi, kami bertemu Master saat memberikan ceramah.

Di Aula Perenungan, kegiatan berlangsung selama 2 hari, diikuti sekitar 1.500 peserta dari 11 negara. Saat laporan tahunan Tzu Ching yang disampaikan per zona, wilayah Asia mendapat undian terakhir. Ternyata hingga acara berakhir, delegasi Indonesia dan Malaysia belum mendapat giliran. Untunglah, keesokan harinya, kami diberi waktu untuk menyampaikan laporan tahunan.

Kabar Buruk yang Mengguncang

Malam tanggal 26 Desember, saat berbaris seusai makan malam, tiba-tiba kami diminta memisahkan diri. Saat itulah untuk pertama kalinya kami mendengar tentang tragedi tsunami di Aceh. Kami langsung sibuk menelepon keluarga masing-masing. Setelah bisa menenangkan diri mengetahui keluarga kami baik-baik saja, kami kembali ke dalam kelas. Ternyata teman-teman juga sudah mengetahui tragedi tersebut dan sudah selesai berdoa saat kami masuk. Menerima ketulusan yang mereka tunjukkan, kami menjadi merasa lega.

Menjalankan Peran Kita Sendiri

Hingga sehari sebelum kegiatan berakhir, ada wawancara dari kru Da Ai TV pada Tzu Ching asal Indonesia dan Malaysia, berkaitan dengan bencana Aceh, ‘Apa kalian terpikir untuk pulang?’ Sebenarnya, ada pikiran untuk segera pulang. Tapi apa yang bisa kami lakukan? Entah bagaimana jawabannya sudah ada di sana. Hal paling berharga yang didapat dari perjalanan ke Taiwan ini adalah perasaan dicintai dan dihargai dengan ketulusan hati, yang membuat hangat hati sehingga bisa mengembangkan potensi terbaik.
Tanggal 2 Januari 2005, kami dari bandara Taipei naik pesawat kembali ke Jakarta. Saat berbaris, terdengar celetukan dari samping, “Itu kan barisan relawan dari Taiwan, yang pergi memberi bantuan ke Aceh itu, lho.” Rasanya bangga sekaligus sedih mendengar hal itu. Bangga karena ada yang mengenali, dan sedih karena kami yang sedang berbaris ini tidak hendak menuju ke Aceh tapi ke rumah kami masing-masing. • vinny k


 

 

 

 

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Telp. (021) - 6016332, Fax. (021) - 6016334
Copyright © 2005 TzuChi.or.id